Sumsel Terus Matangkan Kesiapan Kontingen PON Saat di Papua
SumselMedia.Com, Palembang-
Panitia Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Terpusat Sumsel terus melakukan kesiapan menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua pada 2-15 Oktober 2021 mendatang.
Apalagi, berdasarkan data keberangkatan pada 23 September 2021 sudah ada atlet yang harus diberangkatkan mengingat sebelum pembukaan PON Papua, cabang olahraga tersebut sudah dipertandingkan.
Berangkat dari hal tersebut, Ketua Pelatda Terpusat Ir Suparman Romans didampingi Sekretaris Meyrizal Usra dan Bendahara Wiratama Yudha menggelar rapat yang dihadiri jajaran Panitia Pelatda Terpusat di Meeting Room, Gedung B Wisma Atlet, JSC Palembang, Selasa (31/8/2021).
Rapat tersebut selain membahas kuota Tim Kontingen Sumsel yang ditetapkan oleh Papua juga membahas progres perkembangan latihan atlet Pelatda.
“Berdasarkan hasil CDM, bahwa PB PON menetapkan pendamping atlet/ofisial sebanyak 13 orang yang akan ditanggung baik konsumsi, akomodasi dan transportasi lokal yang akan ditanggung,” ujar Ir Suparman Romans saat membuka dialog dalam rapat.
Sekretaris Umum KONI Sumsel tersebut juga menambahkan bahwa selain kuota tersebut, maka akan menjadi tanggungan Kontingen masing-masing. Pihaknya berharap agar semua Panitia Pelatda yang telah berjuang bisa diikutkan dalam PON Papua. Apalagi mengingat perjuangan panitia yang setiap hari melakukan pemantauan.
“Dan hasil rapat ini akan kami sampaikan ke Ketua Umum untuk bisa diputuskan berdasarkan saran dan masukan yang ada saat rapat,” jelas Staf Khusus Walikota Palembang ini.
Dalam kesempatan tersebut Syamsuramel yang merupakan Tim Teknis Pelatda Terpusat sekaligus Binpres KONI Sumsel menyampaikan bahwa pada PON Jabar 2016 lalu juga ditetapkan kuota oleh PB PON. Namun masing-masing kontingan termasuk Sumsel mengambil kebijakan untuk menambah personil dalam kontingen.
Seperti halnya tim kesehatan. Menurutnya, Sumsel jangan hanya mengandalkan tim kesehatan dari PB PON karena jika sewaktu-waktu atlet cidera dan butuh penanganan cepat sementara tim kesehatan PB PON terbatas maka akan mempengaruhi kondisi atlet.
“Begitu juga soal keberangakatan atlet, kami menyarankan sebelum tanding itu sudah ada di Papua. Terutama cabor yang berpeluang emas. Ini penting sekali, karena ini bisa menjaga adaptasi mereka. Belum lagi cuaca disana itu dingin, bagaimana kalau ketika datang kemudian demam, sementara besoknya mau tanding. Kita menghindari hal-hal semacam itu,” jelasnya.
Sementara itu Rustam Imron menyarankan agar KONI Sumsel juga berkordinasi dengan Pengprov Cabang Olahraga terkait dengan kekuarangan anggaran. Hal tersebut meminimalisir agar beberapa Pengprov Cabor yang siap membantu atletnya bisa terakomodir.
“Karena ada beberapa Cabor itu siap membiayai atletnya agar atletnya itu masuk dalam Tim PON,” pungkasnya.