PGRI

............

Komunitas

PWI Sumsel Ajak Wartawan Tingkatkan Kualitas Menulis 

 

SumselMedia.Com, Palembang-

Guna meningkatkan kualitas penulisan di kalangan Wartawan, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Selatan terus melakukan berbagai upaya. Baik melalui Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan juga Coaching Clinic.

Seri Coaching Clinic kembali digelar oleh PWI Sumsel dan disambut antusias oleh kalangan Wartawan terutama anggota PWI Sumsel.

Acara yang digelar secara daring (Zoom meeting) dan luring di kantor PWI Sumsel, Jalan Supeno No 11 Palembang, Senin, 9 Agustus 2021.

Coaching Clinic menghadirkan ahli bahasa Indonesia, Linny Oktovianny, M.Pd, yang hadir langsung di aula PWI Sumsel. Lebih kurang 80 peserta yang hadir secara daring dan 20 peserta secara luring.

Ketua PWI Sumsel Firdaus Komar, menyampaikan, Coaching Clinic termasuk program unggulan PWI Sumsel dalam meningkatkan kualitas terutama skill Bahasa Indonesia.

Dalam pengantarnya mengatakan , unsur bahasa adalah satu faktor yang menentukan terhadap produk jurnalistik .

Karena penyajian berita dan konten bergantung dengan kemasan bahasa yang baik dan benar. Coaching clinic adalah program PWI yang muaranya adalah untuk meningkatkan skill wartawan dan kualitas wartawan.

“Kemungkinan akan digelar sesi berikutnya dengan kajian yang berbeda masih terkait penggunaan Bahasa Indonesia, ke depan PEI akan menggelar Coaching Clinic dengan topik liputan investigasi,” ujar Firdaus.

Sementara itu, pembicara Linny Octoviany, memaparkan, terkait dengan Ragam bahasa jurnalistik.

Linny mengingatkan terjajah dengan diksi atau pilihan kata serta ejaan yang standar. Linny juga mengenalkan Kamus bahasa Indonesia dalam bentuk digital. Hal ini untuk mempermudah pengguna bahasa Indonesia dan untuk mengetahui bahasa  Indonesia yang baku.

Peran media dapat juga untuk memasyarakat kata kata baru, namun demikian, ujar Linny ada tiga unsur dalam menjadi kata itu menjadi ejaan yang bisa digunakan dalam Bahasa Indonesia.

Pertama, kata itu mesti jelas dan menggambarkan konsep, kedua, lebih efektif dari kata acuan, ketiga lebih memuat makna nilai rasa.

“Artinya tidak sembarang kata kata yang bisa dimasukkan sebagai kata baru, jika tidak memenuhi ketiga unsur tadi,” pungkasnya. (Ril).

Acara yang diisi dengan tanya jawab juga diisi dengan diskusi mengenai pemilihan kata kata dalam pembuatan judul berita di media online dan media cetak. (Ril)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button